hadits belajar mati sebelum mati

Artinya Dari Anas bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sungguh amal kalian disampaikan kepada kerabat dan kawan yang telah mati. Jika amal baik, maka mereka bahagia. Jika tidak baik, maka mereka berdoa: Ya Allah jangan matikan mereka sebelum Engkau beri hidayah kepada mereka seperti Engkau memberi hidayah kepada kami. (HR Ahmad). Haditstentang waktu untuk renungan terbaik buat kita. Jaga lima sebelum datangnya lima! - Semoga kita menjadi orang muda yang kaya, tua bahagia dan mati masuk surga. Jika anda sudah tua, tetaplah jaga sebelum lebih tua lagi 🙂 Jaga hidup sebelum mati - Hidup adalah bekal untuk mati - Hidup adalah masa bercocok tanam, mati 3 Membaca dua ayat terakhir daripada surah al Baqarah. 4. Membaca doa hendak tidur : بسمك اللهم أموت و أحي. Maksudnya :"Dengan namaMU aku mati dan hidup". 5. Menadah tangan,membaca tiga Qul kemudian tiup di tapak tangan dan sapu seluruh tubuh sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW. وقالابن مسعود رضي الله عنه : عليكم بالئلم قبل ان يرفع ور فعه موت رءاته فوالذي نفس بيده ليعدن رجا ل قتلوا في سبيل الله شهداء انتبشهم الله علماء لما يرون من كرا مثهم فان احدا لم يعلد عا لما وانما الئلم باالتعلم. (رواه الترمذ) Artinya:"Ibnu Mas'ud RA berkata: kalian mesti berilmu (menguasai ilmu) sebelum mati menjemput. Beramallahuntuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok]. Ungkapan di atas termasuk HADITS PALSU (hadits maudhu'). Maknanya pun tidak seperti dipahami kebanyakan orang. Banyak yang memahami maksud ungkapan tersebut adalah hendaknya kita mati-matian dalam mengejar dunia, akhirat akhirnya terlupakan. Bahkan makna yang tepat adalah sebaliknya. những bài văn tả mẹ lớp 7 hay nhất. SHOLATNYA ARIF BILLAH"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""" DULUR "Sholat itu kata alqur'an Wa'akimis sholata liddikri dan dirikanlah sholat untuk mengingatku. "Intisari sholat adalah mengingat gusti alloh, rukuk sujut limakali sehari sampai dahi bebal tangan lapalan belulang tidak ada gunanya jika lupa kepada gusti alloh, tetap saja celaka Wailul lil musholliinal ladiina hum ansolaatihim saahuun celakalah orang orang yang sholat, yaitu yang mereka lupa akan tuhan di dalam sholat mengingat gusti alloh itu harus makrifatullah dulu mengenal alloh caranya ya harus bertemu dulu yaitu musyahadah menyaksikan, dan untuk menyaksikannya harus mengalami mati dulu Wamay yarjuu liqo'a robbih fainna ajalallahi la'atin barang siapa yang hendah bertemu tuhannya maka ajal alloh pasti mati di dalam hidup dulu yaitu belajar meninggalkan dunia sebelum meninggal dunia, mati di dalam hidup dan hidup di dalam mati, di situ dia bisa sholat tampa terbatas waktu Alladiinahun ala solatihim da'imuun merekalah orang orang yang tetap di dalam sholatnya. "Inilah yang di sebut sholat ZDaim, shplatnya para arif billah yang sudah ainul yakin wujut keyakinannya yaitu sudah berbentuk nurul yakin keyakinannya sudah berbentuk cahaya.. JUGA Sholatnya tidak pilih pilih tempat, tidak harus di mesjid, tidak harus di tempat khusus, sholatnya bisa di mana saja, kadang sholat sambil duduk, kadang sambil berdiri, kadang sambil terlentang, kadang sambil ngangon kebo, kadang sambil ngarit rumput, mesjitnya adalah qolbunya sendiri, di situ dia tunduk dan sujut, dari itu di katakan mesjit berasal dari kata sajada yasjudu sajdan wa masjidan, masjit artinya tempat sujut, hatimu yang purlu sujut maka seluruh semestamu juga ikut sujut karna hatimu adalah Raja semestamu, jika hanya ragamu yang sujut tapi hatimu tetap dalam keliarannya maka apa gunanya..mari belajar dan belajar semoga kita bisa sholat dan sebelum sholat mari belajar Wudhu terlebih dahulu memberikan jiwa raga agar sholat kita tidak sia sia menggambarkan diri kepada alloh swt Tuhan yang maha kuasa salam merahi SUKSES DUNIA AKHIRAT Rahayu ing lir sambikolo semuanya . Khutbah Pertama السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُإِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـدقال الله تعالى اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. Maasyiral muslimin rakhimakumullah! Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang insya Allah selalu berada dalam naungan rahmat dan hidayah Allah SWT. Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam; karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya. Semoga kita selalu termasuk yang mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita. Dan tentunya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat berbagai kehidupan yang masih diberikan kepada kita. Sehingga pada kesempatan ini kita masih dapat beribadah kepada-Nya, dapat mengingat-Nya, serta memuji-Nya. Pujian hanya layak dimiliki oleh Allah. Alhamdulillah; segala puji hanya milik Allah. Sungguh tidaklah pantas bagi manusia untuk mengharapkan pujian, tidak pantas bagi manusia untuk merasa telah berjasa, karena sungguh sejatinya segala pujian hanya milik Allah semata. Pada kesempatan yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak kepada hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, takwa dalam arti senantiasa berupaya dan berusaha untuk selalu menghadirkan Allah dalam setiap situasi dan kondisi dengan cara senantiasa berzikir dan melaksanakan segala perintahNya. Takwa dalam arti kita senantiasa melibatkan Allah dalam setiap persoalan yang kita hadapi dengan cara berdoa, memohon pertolongan dan bermunajat kepadaNya. Sehingga akan menimbulkan ketentraman dan ketenangan dalam setiap kehidupan kita. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Al-Quran, Surat Ali Imran, ayat 102 Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya. Sidang salat Jumat yang dirahmati Allah SWT Dalam Khutbah Jumat singkat ini, mari kita merenung sejenak tentang apa yang terjadi di sekitar kita saat ini, di mana kita sedang menjalani masa pandemi Covid 19 yang sudah berjalan lebih dari setahun. Sudah banyak orang yang meninggal, tidak sedikit di antara mereka adalah Saudara kita, tiba tiba sahabat kita meninggal dunia, siapa saja dan kapan atau di mana saja bisa meninggal dunia. كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِ Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kematian adalah sesuatu yang pasti kita hadapi. Sesuatu yang menjadi gerbang dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat adalah kematian. Maasyiral muslimin rakhimakumullah! Dalam Surat Al-Baqarah ayat 28, Allah berfirman كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْۚ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan. Dalam Tafsir Ibn Katsir, dijelaskan bahwa ayat ini menjelaskan akan kekuasaan Allah dan sungguh aneh orang yang ingkar kepada Allah sementara manusia awalnya tiada, lalu Allah menjadikannya ada di muka bumi ini. Ayat ini juga menunjukkan bahwa kita semua pasti mati. Dan kita semua pasti akan dibangkitkan kembali setelah kematian itu. Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT Maka apa saja kewajiban kita dalam kehidupan ini sebagai persiapan diri kita sebelum menghadapi kematian? Tentunya ada banyak hal. Namun setidaknya ada tiga hal yang akan kita bahas pada kesempatan berharga ini. Pertama, beramal sebaik mungkin. Dalam surat Al-Mulk ayat 1-2, Allah berfirman تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ 1. Mahasuci Allah yang menguasai segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. 2. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun. Maasyiral muslimin rakhimakumullah! Seperti apakah amalan yang terbaik itu? Salah satu indikatornya adalah, pekerjaan itu dilakukan dengan istiqamah. Dalam hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda فَإِنَّ خَيْرَ الْعَمَلِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ Artinya; sesungguhnya sebaik-baik pekerjaan adalah yang rutin berkelanjutan, meskipun itu sedikit. Beramal sebaik mungkin juga berarti bahwa pekerjaan itu kita lakukan dengan seikhlas mungkin, semaksimal mungkin dan dengan sesempurna mungkin. Baik dalam interaksi kita kepada Allah maupun kepada sesama manusia, dalam tiap amal kita patrikan dalam diri kita bahwa bisa jadi itu adalah amal terakhir kita. Maasyiral muslimin rakhimakumullah! Yang kedua, menyiapkan amal yang terus mengalir pahalanya. Di antara yang dapat kita persiapkan adalah dengan memperbanyak amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta mendidik anak kita menjadi anak yang saleh yang dapat mendoakan kita kelak. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ؛ رواه مسلم Artinya diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak shalih yang selalu mendo`akan orang tuanya. HR. Muslim. Yang ketiga, berdoa agar diberikan husnul khatimah. Apakah itu husnul khatimah? Di antara tanda utama husnul khatimah ialah apabila ia mengucap kalimat laa ilaaha illallaah di akhir hayatnya. Dalam sebuah hadith shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda ‏” مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ ‏”‏ “Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah Laa ilaaha illallaah’ maka dia akan masuk Surga.” Indikator lainnya dari seorang yang husnul khatimah apabila ia mengerjakan pekerjaan baik di akhir hidupnya. قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم ‏”‏ إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ ‏”‏ ‏.‏ فَقِيلَ كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ ‏”‏ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ الْمَوْتِ‏” ‏” Rasulullah SAW bersabda Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan membuatnya beramal. Para sahabat bertanya; Bagaimana membuatnya beramal? beliau menjawab Allah akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal shalih sebelum dia meninggal. HR. Ahmad dan Tirmidzi Selain berusaha dengan segenap amal saleh untuk mencapai husnul khatimah, kita juga harus selalu berdo’a agar Allah mewafatkan kita dalam keadaan husnul khatimah. Akhirnya, semoga kita menjadi hamba Allah yang berhasil dalam mempersiapkan kehidupan kita, yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. dan Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang wafat dalam keadaan husnul khatimah. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah Kedua اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. إنَّ اللهَ وملائكتَهُ يصلُّونَ على النبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءامَنوا صَلُّوا عليهِ وسَلّموا تَسْليمًااللّـهُمَّ صَلّ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيم وبارِكْ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا بارَكْتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا Ya Allah, Ya Rabb, hanya dalam kuasa-Mu segala apa yang terjadi pada hamba-Mu ini, tiada daya dan upaya selain keagungan-Mu. Ya Allah, jadikanlah segala nikmat dan titipan-Mu menjadikan hamba-Mu semakin pandai bersyukur. Berikanlah kekuatan iman dan Islam kepada kami, ya Allah. Tuntunlah setiap langkah kami dijalan-Mu, ya Allah. Curahkanlah segala rahmat dan karunia-Mu kepada keluarga dan anak-anak kami, ya Allah Ya Allah, ya Rabb, di hari yang engkau ciptakan ini, ajarkanlah kami agar senantiasa menempatkan-Mu ditempat yang paling agung, karena kami sadar seringkali dunia ini lebih kami pentingkan daripada Engkau ya Allah. Ya Allah, wahai yang maha Menatap, wahai yang maha Agung dan maha Perkasa, Engkaulah yang Maha Tahu, ampunilah sebusuk apapun diri-diri kami selama ini, ampuni sekelam apapun masa lalu kami, tutupi seburuk apapun aib-aib kami, ampunilah kami ya Allah. Bukakan lembaran-lembaran baru yang bersih yang menggantikan lembaran yang kelam, masa lalu kami. Ya Allah, ampuni dan selamatkan orang tua kami, darah dagingnya melekat pada tubuh kami, ya Allah. Ampuni jika selama ini kami telah menzhaliminya, jadikan sisa umur kami menjadi anak yang tahu balas budi, ya Allah. Ya Allah, lindungi kami dari mati suul khitimah, lindungi kami dari siksa kubur-Mu ya Allah Ya Allah, satukanlah hati kami dalam ketaatan dan keistiqamahan dalam menjalankan kewajiban-Mu ya Allah Jadikanlah kami orang-orang yang istiqamah dijalan-Mu, ya Allah. Anugerahkanlah segala kemuliaan-Mu kepada hamba-Mu ini, ya Allah. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌرَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَرَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ .عباد الله، ان الله يأمر بالعدل والاحسان وايتاء ذي القربي وينهي عن الفحشاء والمنكر والبغي لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم واسألوه من فضله يعطكم ولذكر الله اكبر *********** Demikian Semoga Bermamfaat…Wallahu alam bishowab… Artikel Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah Menjadi topik yang sering dihindari, kematian adalah bagian dari kehidupan. Bahkan, terdapat ayat Alquran tentang kematian yang mengingatkan bahwa manusia tidak akan selamanya ada di Al-Bayan UIN Ar-Raniry menyebutkan, peristiwa kematian dan kehidupan oleh Alquran dinilai sebagai bentuk penciptaan yang harus diperhatikan dengan kata lain, kematian dan kehidupan adalah suatu penciptaan yang patut disyukuri dan diterima dengan ikhlas sebagai landasan ketaqwaan seorang hamba dalam hal Juga 20 Nama Lain Hari Kiamat yang Tertulis dalam Alquran, Umat Muslim Wajib Tahu!Ayat Alquran tentang KematianFoto Ayat Alquran Tentang Kematian Foto Islam, orang yang banyak mengingat kematian disebutkan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang cerdas. Hikmahnya, hati semakin tenteram dan tidak terlalu banyak sebenarnya, sumber dari kesusahan dan masalah adalah banyaknya keinginan. Saat memiliki banyak keinginan, otak akan berputar mencari cara untuk memenuhinya, sehingga menjadi lalai dari kehidupan setelah banyak sekali ayat Alquran tentang kematian. Ini bisa digunakan sebagai pengingat untuk memperbanyak amalan shaleh. Beberapa di antaranya yakni1. Ayat Alquran tentang Kematian yang Pastiوَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ ٱلْخُلْدَ ۖ أَفَإِي۟ن مِّتَّ فَهُمُ ٱلْخَٰلِدُونَArtinya “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu Muhammad; maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? QS Al-Anbiya 34.2. Ayat Alquran tentang Kematian Sebagai Takdir Manusiaكُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَArtinya “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan,” QS Al-Anbiya 353. Ayat Alquran tentang Kematian dan Amalٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُArtinya “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” QS Al-Mulk 24. Ayat Alquran tentang Kematian yang Tidak Bisa Ditundaوَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَArtinya “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkan-nya barang sesaat-pun dan tidak dapat pula memajukan-nya,” QS Al A’raf 34Baca Juga 7+ Pintu Rezeki yang Tertulis dalam Alquran, Yuk Buka dan Raih Berkahnya!5. Ayat Alquran tentang Kematian Sebagai Musibahوَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَArtinya “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa kematian dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,” QS Al-Baqarah 155.6. Ayat Alquran tentang Kematian Syuhadaوَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَArtinya “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki,” Ali Imran 169.7. Ayat Alquran tentang Kematian Atas Izin Allahوَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ كِتَٰبًا مُّؤَجَّلًا ۗ وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ ٱلدُّنْيَا نُؤْتِهِۦ مِنْهَا وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ ٱلْءَاخِرَةِ نُؤْتِهِۦ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِى ٱلشَّٰكِرِينَArtinya “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan pula kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur,” QS Ali Imran 1458. Ayat Alquran tentang Kematian Orang Zalimوَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِىَ إِلَىَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَىْءٌ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثْلَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِى غَمَرَٰتِ ٱلْمَوْتِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ بَاسِطُوٓا۟ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوٓا۟ أَنفُسَكُمُ ۖ ٱلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ ٱلْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايَٰتِهِۦ تَسْتَكْبِرُونَArtinya “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang berdusta terhadap Allah atau yang berkata “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu-pun kepadanya, dan orang yang berkata “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah”.Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, sambil berkata “Keluarkanlah nyawamu”Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya,” QS. Al-An’am 93Baca Juga 11+ Keutamaan Membaca Alquran, Salah Satunya Mendapat Kedudukan Tinggi di Surga!Hadis tentang KematianFoto Ayat Alquran Tentang Kematian Foto makhluk yang bernyawa pasti akan mendapatkan kematian. Meski waktunya hanya Allah SWT yang tahu, umat Islam diperintahkan untuk terus mempersiapkan bekal dan dalam kitab Lubbabul Hadis bab ke tiga puluh tujuh, Imam As-Suyuthi menuliskan beberapa hadis yang berkaitan dengan kematian. Beberapa di antaranya yakni9. Hadis tentang Kematian dan Amalanوَقَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ {إذَا مَاتَ ابْنَ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاّ مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يَنْتَفِعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ} يَدْعُوْ Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda “Jika manusia itu meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga hal, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak yang saleh yang mendoakannya,” HR Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i.10. Hadis tentang Kematian di Jalan Allah SWTوَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ {كُنْ فِى الدُّنْيَا كَأنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْعَابِر سَبِيْلٍ وَعُدَّ نَفْسَكَ مِنْ أَهْلِ الْقُبُوْرِ}Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda “Jadilah di dunia seperti kamu mengembara atau berjuang di jalan Allah dan anggaplah dirimu termasuk dari ahli kubur,” HR Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah.11. Hadis tentang Kematianوَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ {إِذَا مَاتَ الْمَيِّتُ تَقُوْلُ الْمَلاَئِكَةُ مَا قَدَّمَ وَيَقُوْلُ النَّاسُ مَا خَلَّفَ}Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda “Jika ada orang yang meninggal dunia, maka malaikat berkata apa yang telah lalu amal, sedangkan manusia membicarakan apa yang ia tinggalkan warisan,” HR Baihaqi.Semoga dengan membaca ayat Alquran tentang kematian beserta hadisnya ini dapat menambah keimanan dan termotivasi untuk melakukan amalan kebaikan. Foto - Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani رضى الله عنه mengatakan, “Wahai hamba Allah, sadarilah bahwa engkau hanya sebatas diberi harapan. Maka, jauhilah segala sesuatu selain Allah Azza wa Jalla dengan kalbumu sehingga engkau dapat dekat kepada-Nya. Matilah engkau sebelum mati. Matilah engkau dari dirimu dan makhluk. Sungguh telah diangkat berbagai hijab dari dirimu dan Allah Azza wa Jalla.” Seseorang bertanya, “Bagaimana saya harus mati?” Lalu beliau menjawab, “ Matilah dari mengikuti kemauan, hawa nafsu, tabiat dan kebiasaan burukmu, serta matilah dari mengikuti makhluk dan dari berbagai sebab. Tinggalkanlah persekutuan dengan mereka dan berharaplah hanya kepada Allah, tidak selain-Nya. Hendaklah engkau menjadikan seluruh amalmu hanya kerana Allah Azza wa Jalla dan tidak mengharap nikmat-Nya. Hendaklah engkau bersikap ridha atas pengaturan, qadha dan tindakan-Nya. Jika engkau melakukan hal yang demikian, maka hidup dan matimu akan bersama-Nya. Kalbumu akan menjadi tenteram. Dialah yang membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya. Kalbumu akan selalu menjadi dekat kepada-Nya, selalu terhubung dan bergantung kepada-Nya. Engkau akan selalu mengingat-Nya dan melupakan segala perkara selain Diri-Nya. Kunci surga adalah ucapan La ilâha illa Allâh, Muhammadur-Rasûlullâh. Sedangkan esok, kunci surga adalah kefanaan dari dirimu, orang lain, dan segala sesuatu selain Allah, dan dengan selalu menjaga batas-batas syariat. Kedekatan kepada Allah adalah surga bagi manusia, sedangkan jauh dari Allah adalah neraka untuk mereka. Alangkah indah keadaan seorang Mukmin, baik di dunia ataupun di akhirat. Di dunia dia tidak berkeluh-kesah atas keadaaan yang dia alami, setelah dia memahami bahwa Allah meridhainya, dimana pun dia berada cukuplah bagiannya dan ridha dengan bagian itu. Kemanapun dia menghadapkan wajahnya, dia memandang dengan cahaya Allah. Setiap isyaratnya adalah kepada-Nya. Setiap kebergantungan adalah kepada-Nya. Setiap tawakalnya adalah hanya kepada-Nya. Berhati-hatilah, jika ada seorang di antara engkau merasa bergembira berlebihan kerana telah melakukan ketaatan, kerana boleh jadi ada rasa takjub ketika dilihat orang lain atau berharap pujiannya. Barangsiapa di antaramu ingin menyembah Allah, hendaklah memisahkan diri dari makhluk. Sebab, perhatian makhluk pada amal-amal mereka dapat merusaknya. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, “ Engkau mesti ber-uzlah, sebab uzlah adalah ibadah dan bentuk kesungguhan orang-orang shaleh sebelum kalian.” Engkau mesti beriman, lalu yaqin dan fana dalam wujud Allah, bukan dalam dirimu atau orang lain. Dan, tetaplah menjaga batas-batas syariat dan meridhai Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Tidak ada karamah bagi orang yang mengatakan sesuatu selain hal ini. Kerena, inilah yang terjadi dalam berbagai shuhuf dan lawh kalam Allah Azza wa Jalla. Engkau harus selalu bersama Allah; memutuskan diri untuk selalu dengan-Nya; dan bergantung kepada-Nya. Hal demikian akan mencukupkan dirimu dengan pertolongan ma’unah di dunia dan akhirat. Dia akan menjagamu dalam kematian dan kehidupan, menjagamu dalam setiap keadaan. Engkau harus memisahkan yang hitam dari yang putih!” [ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Fath Ar-Rabbani wal-Faidh Ar-Rahmani Pengertian “Matilah sebelum engkau mati” adalah sebuah pengertian dari salah satu jalan untuk musyahadah penyaksikan kepada Allah, yaitu melalui mati. Tapi mati disini bukan matinya jasad ketika terpisah dengan ruh, tapi matinya nafsu, sebagaimana sabda Nabi SAW; موتوا قبل ان تموتوا “Rasakanlah mati sebelum engkau mati.” dalam kitab Al-Hikam, Abu Ma’jam berkata من لم يمت لم ير الحق “Barang siapa tidak merasakan mati, maka ia tidak dapat merasakan melihat atau musyahadah dengan Al-Haqqu Ta’ala”. jadi yang dimaksud mati disini adalah hidupnya hati karena matinya nafsu. Dan hati bashirah akan hidup pada saat matinya nafsu. Imam Abul Abbas Al-Mursy dalam kitab Al-Hikam berkata لا يدخل على الله الا بابين من باب الفناء الاكبر، وهو الموت الطبيعى ، ومن باب الفناء الذي تعنيه هذه الطائفة “Tiada jalan masuk/musyahadah dengan Allah kecuali melalui dua pintu, dan salah satu dari dua pintu itu ialah pintu “Fana’ul akbar” yaitu mati thobi’i. Dan mati thobi’i ini merupakan setengah daripada pintu fana’ menurut pengertian ahli Tashawwuf”. Adapun pengertian matinya nafsu untuk hidupnya hati dalam musyahadah dapat ditempuh pada 4 tingkat 1. MATI THOBI’I. Menurut sebagian para ahli thariqah, bahwa mati thobi’i terjadi dengan karunia Allah pada saat dzikir qolbi dan dzikir lathoif dzikir-dzikir ini biasanya sesuai anjuran Mursyid Thariqah, serta mati Thobi’i ini merupakan pintu pertama musyahadah dengan Allah. Pintu pertama ini dilalui pada saat seorang salik dalam melakukan dzikir qolbi dalam dzikir lathoif. Maka dengan karunia Allah ia fana’ atau lenyap pendengarannya secara lahir dimana telinga batin mendengar bunyi “Allah..Allah..Allah..”. Pada tingkat ini, dzikir qolbi pada mulanya hati berdzikir, kemudian dari hati naik kemulut dimana lidah berdzikir dengan sendirinya. Dan dalam kondisi seperti ini alam perasaan mulai hilang atau mati thobi’i. Pada saat-saat seperti ini akal pikiran mulai tidak berjalan lagi, melainkan terjadi sebagai ilham yang tiba-tiba Nur Ilahi terbit dalam hati, dan hati bermuhadharah berdialog dengan Allah, sehingga telinga bathin mendengar انني انا الله “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah” yang bunyi ini naik kemulut dimana lidah bergerak sendiri mengucapkan “Allah.. Allah.. Allah..”. Dalam tingkatan-tingkatan bathin seperti ini, salik telah mulai memasuki pintu fana’ pertama, yang dinamakan Fana’ fil af’al dan Tajalli fil af’al dimana gerak dan diam adalah pada Allah. لا فاعل الا الله “Tiada fail yang gerak dan diam kecuali Allah”. 2. MATI MAKNAWI. Menurut sebagian ahli Thariqah, bahwa “Mati Maknawi” ini terjadi dengan karunia dari Allah pada saat seseorang atau salik melakukan dzikir Lathifatur-Ruh dalam dzikir lathif. Terjadinya itu adalah sebagai bentuk ilham yang dimana secara tiba-tiba Nur Ilahiy terbit dalam hati. Ketika itu penglihatan secara lahir menjadi lenyap dan mata bathin menguasai penglihatan Bashirahnya mendominasi penglihatan. Dzikir “Allah…. Allah.. Allah..” pada tingkat ini semakin meresap terus pada diri dimana dzikir mulai terasa panasnya disekujur tubuh dan disetiap bulu roma di badan. Dalam kondisi seperti ini, perasaan ke-insanan tercengang, bimbang, semua persendian gemetar, bisa juga terus pingsan. Sifat keinsanan lebur diliputi sifat Ketuhanan. Dalam tingkat ini, salik telah memasuki fana’ ke-dua yang dinamakan “Fana’ fis Shifat/Tajalli fis sifat”. Sifat kebaharuan dan kekurangan serta alam perasaan lenyap atau fana’ dan yang tinggal adalah sifat Tuhan yang sempurna dan azali. قوله، لا حيّ إلا الله “Tiada hidup selain Allah”. 3. MATI SURI. Pada tingkat selanjutnya adalah “Mati Suri”. Mati suri ini terjadi dengan karunia Allah pada saat seseorang atau salik melakukan dzikir Lathifatus Sirri dalam dzikir lathoif. Pada tingkat ke-tiga ini, seseorang atau salik telah memasuki pintu Musyahadah dengan Allah. Ketika itu segala ke-insanan lenyap atau fana’, alam wujud yang gelap ظلمة telah ditelan oleh alam ghaib atau malakut عالم الملكوت yang penuh dengan Nur Cahaya. Dalam pada ini, yang Baqa’ adalah Nurullah semata, Nur Af’alullah, Nur Shifatullah, Nur Asmaullah, Nur Dzatullah atau Nurun ala Nuur. Sebagaimana firman Allah; ….نور على نور يهدى الله لنوره من يشاء…. “Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki..” [Surah An-Nur, ayat 35]. لا محمود إلا الله “Tiada yang terpuji melainkan Allah”. 4. MATI HISSI. Selanjutnya ialah Mati Hissi. Mati Hissi ini terjadi dengan karunia Allah pada saat seseorang atau salik melakukan dzikir Lathifatul Hafi dalam dzikir lathaif. Pada tingkat ke-empat ini, seseorang atau salik telah sampai ketingkat yang lebih tinggi untuk mencapai ma’rifah Ma’rifat Billah sebagai maqom tertinggi. Dalam pada ini, lenyap fana’ sudah segala sifat-sifat keinsanan yang baharu dan yang tinggal adalah sifat-sifat Tuhan yang qadim atau azali. Ketika itu menanjaklah bathin keinsanan lebur kedalam keBaqa’an Allah Yang Qadim atau bersatunya Abid dan Ma’bud yang menyembah dan Yang Di Sembah. Dalam tingkat puncak tertinggi ini, seseorang atau salik telah mengalami keadaan yang tak pernah sama sekali dilihat oleh mata, didengar oleh telinga maupun tak sama sekalipun terbersit dalam hati sanubari manusia dan tidak mungkin dapat disifati. Tetapi akan mengerti sendiri bagi siapa saja yang telah merasakan sendiri, sebagaimana kata sufi agung Dzin Nun Al-Mishri; من لم يذق لم يعرف “Siapa saja yang tidak pernah merasakan maka tidak akan mengerti”. Untuk bisa mencapai keadaan Musyahadah seperti tersebut diatas tahapan-tahapan diatas adalah dengan jalan mujahadah, karena siapa saja yang menghiasi lahiriyahnya dengan mujahadah maka Allah akan memperbaiki sirr atau hatinya dengan mujahadah.

hadits belajar mati sebelum mati